Sistem Reproduksi Manusia
SISTEM REPRODUKSI MANUSIA
Alat Reproduksi Manusia
Sistem reproduksi manusia merupakan sekumpulan organ yang berfungsi membentuk individu baru dan melestarikan keturunan dengan cara mengatur pembentukan sel kelamin, ovulasi, menstruasi, kehamilan, kelahiran, pemberian ASI, dan berbagai hal lain yang terkait proses reproduksi. Organ-organ ini terdiri atas:
Alat Kelamin Pria
Alat Kelamin Luar:
Penis merupakan alat kopulasi/persetubuhan yang terdiri atas jaringan otot, spons, pembuluh darah, dan saraf. Penis berfungsi sebagai alat kopulasi dan alat ekskresi untuk mengeluarkan urin. Alat ini umumnya dilapisi kulit luar longgar yang kemudian harus dipotong sekitar 1-1.5 cm agar lebih higienis dan mudah dibersihkan (disunat).
Skrotum merupakan kantong kulit yang menggantung di bagian bawah penis dan berperan sebagai pembungkus testis.
Alat Kelamin Dalam:
Testis
Alat memproduksi sperma, terdapat dalam kantung pelir (skrotum) di bawah penis. Skrotum menjaga suhu testis dengan mengembang dan mengkerut agar suhu testis tetap ideal untuk menghasilkan sperma.
Testis mengandung saluran halus penghasil sperma yang disebut tubulus seminiferus yang mengandung jaringan epitelium dan jaringan ikat. Jaringan epitelium sendiri mengandung:
Sel induk sperma (spermatogonium): calon sperma.
Sel Sertoli: pemberi makan sperma.
Sel Leydig: penghasil testosteron.
Saluran Reproduksi
Saluran Epididimis: Saluran yang keluar dari testis dan berkelok-kelok sekitar 6 meter untuk mematangkan sperma agar dapat bergerak lancar dan dapat membuahi.
Vas Deferens: 2 saluran yang menghubungkan epididimis dengan kelenjar prostat dan vesikula seminalis.
Saluran Ejakulasi: sepasang saluran pendek yang menghubungkan vesikula seminalis (kantung semen) dengan uretra.
Uretra: Saluran pada penis yang mengalirkan urine dan air mani keluar dari penis.
Kelenjar Kelamin/Asesoris
Vesikula Seminalis: sepasang kelenjar berlekuk yang mensekresikan cairan kental kekuningan bersifat basa yang menjadi 60% dari cairan semen. Cairan ini mengandung mukus, fruktosa (energi untuk gerak sperma), enzim, vitamin, dan hormon prostaglandin.
Kelenjar Prostat: kelenjar di bawah kandung kemih yang mensekresikan getah ke dalam uretra berupa cairan encer putih yang mengandung enzim antikoagulan dan asam sitrat (nutrisi/makanan sperma).
Kelenjar Cowper/Bulbouretra: sepasang kelenjar yang mensekresikan mukus jernih bersifat basa untuk menetralkan urin asam pada uretra.
Alat Kelamin Wanita
Alat Kelamin Luar:
Vulva merupakan celah paling luar dari vagina yang terdiri atas:
Mons pubis/mons veneris
Pertemuan dua bibir vagina bagian atas berupa tapak membukit yang merupakan lapisan lemak pada tulang kemaluan atau anterior symphisis os pubis. Setelah pubertas ditumbuhi rambut pubis/kemaluan.
Labia Mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke bawah dan belakang yang mengandung pleksus vena (pembuluh darah). Labia mayora juga menyambung dengan uterus melalui ligamen yang disebut ligamentum rotundum uteri.
Labia minora
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora yang tidak berambut. Mengandung banyak pembuluh darah, otot polos, dan ujung serabut saraf.
Clitoris
Tonjolan kecil yang dapat disamakan dengan penis pria dan mengandung korpus kavernosa (jaringan pada penis). Banyak mengandung pembuluh darah dan ujung serabut saraf sehingga sangat sensitif. Terdiri atas glands/caput clitodiris dan corpus clitoridis.
Vulva juga menjadi muara beberapa saluran seperti Orificium Urethrae/Saluran Uretra (saluran kencing) dan Saluran Kelamin dari vagina. Selain itu terdapat himen (selaput dara) yang mengelilingi tempat masuk vagina dan terletak di bawah saluran kencing.
Alat Kelamin Dalam:
Ovarium
Sumber penghasil sel telur/ovum dan hormon estrogen & progesteron yang terletak di rongga perut daerah pinggang kiri dan kanan (ada sepasang). Ovarium diselubungi kapsul pelindung dan mengandung folikel yang mengandung sel telur.
Folikel merupakan struktur yang menyelubungi sel telur dan berfungsi mematangkan ovum dengan memberi nutrisi dan melindungi perkembangan ovum. Ovum yang masak akan lepas dari folikel dan keluar dari ovarium (ovulasi).
Oviduk/Tuba Fallopi
Organ yang menyalurkan ovum dari ovarium kanan dan kiri (ada sepasang) ke arah rahim dengan gerakan peristaltik. Terdiri atas:
Fimbriae: corong berambut untuk menangkap sel telur dari ovarium.
Ampula: rongga terluas tempat terjadinya fertilisasi.
Isthmus: saluran sempit penghubung ampula dengan rahim.
Vagina
Organ persetubuhan dan sarana melahirkan bayi. Memiliki banyak lipatan yang longgar dan mengandung lendir yang dihasilkan dinding vagina dan kelenjar bartholini. Bagian luar vagina yang bersifat eksternal berupa vulva.
Uterus/Rahim
Rahim manusia bersifat simplex (1 ruang), berotot dan berdinding tebal untuk ruang pertumbuhan dan perkembangan janin. Pada wanita yang belum pernah melahirkan panjang rahimnya 7 cm dan lebarnya 4-5 cm. Rahim berbentuk corong yang mengecil di ujungnya. Rahim atas yang besar disebut badan rahim (korpus uteri) sedangkan yang bawah mengecil disebut leher rahim (serviks uteri). Rahim tersusun atas 3 lapisan:
Perimetrium: lapisan terluar pelindung rahim.
Miometrium: lapisan tengah yang kaya akan otot untuk kontraksi dan relaksasi rahim, menyesuaikan dengan janin pada kehamilan.
Endometrium: lapisan terdalam yang menghasilkan lendir dan mengandung banyak pembuluh darah. Merupakan lapisan yang menebal dan mengelupas pada siklus menstruasi bila tidak ada zigot.
Gametogenesis: Spermatogenesis & Oogenesis
Gametogenesis adalah proses pembentukan gamet atau sel kelamin. Gamet terdiri atas gamet jantan (spermatozoa) yang dihasilkan di testis dan gamet betina (ovum) yang dihasilkan ovarium. Gametogenesis terjadi melalui 2 proses pembelahan sel yakni mitosis dan meiosis. Gametogenesis dibagi menjadi 4 tahap: perbanyakan, pertumbuhan, pematangan, dan perubahan bentuk.
a. Spermatogenesis
Proses pembentukan sel spermatozoa yang terjadi di organ kelamin jantan (tubulus seminiferus pada testis). Sel sperma bersifat haploid (n) dibentuk dalam testis dan dan dimatangkan sepanjang tubulus seminiferus. Pematangan yang terjadi mencakup pembelahan dan diferensiasi sel. Tubulus seminiferus mengandung sejumlah sel germinal spermatogonia yang berkembang menjadi sperma. Proses spermatogenesis dibagi menjadi:
Spermatocytogenesis:
Tahap awal peristiwa pembelahan spermatogonium/induk sel sperma (yang berasal dari sel sertoli, diploid) menjadi spermatosit primer (mitosis, diploid). Spermatosit primer kemudian bermeiosis menjadi spermatosit sekunder (haploid) dan (bermeiosis lagi menjadi) spermatid (haploid).
Spermiogenesis:
Peristiwa perubahan spermatid menjadi sperma dewasa dalam epididimis (berlangsung sekitar 2 hari). Terdiri atas pembentukan golgi, axonema, dan kondensasi DNA, pembentukan akrosom (kepala sperma), pembentukan ekor sperma, maturasi, dan reduksi sitoplasma difagosit oleh sel sertoli
Spermiasi:
Peristiwa pelepasan sperma matang dari sel sertoli ke lumen tubulus seminiferus dan epididimis. Sperma yang dihasilkan belum dapat bergerak sendiri dan bergerak dengan cairan testicular dari sel sertoli dan gerakan peristaltik.
Proses Spermatogenesis dengan hormon-hormon:
Oogenesis
Diawali dengan primordial germ cell yang membelah secara mitosis untuk membentuk oogonium.
Oogonium akan membelah secara mitosis untuk membentuk oosit primer.
Oosit primer akan menghentikan proses membelah diri pada tahap profase meiosis 1 sebelum masa pubertas. Saat pubertas, hormon FSH akan merangsang sejumlah folikel untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang bertujuan untuk melanjutkan meiosis 1 dan memulai meiosis 2. Kemudian akan berhenti kembali pada metafase kedua dan menghasilkan dua sel haploid yaitu badan polar pertama (akan mengalami degenerasi) dan oosit sekunder (kelak dilepaskan melalui proses ovulasi).
Oosit sekunder akan mengalami meiosis 2 dan menghasilkan dua sel haploid yaitu badan polar kedua (kelak mengalami degenerasi) dan ovum.
Menstruasi, Fertilisasi, dan Kehamilan
Menstruasi:
Proses peluruhan pembuluh darah dan cairan lendir di dalam rahim. Proses menstruasi ini terjadi ketika sel telur tidak dibuahi sehingga tidak terjadi kehamilan. Siklus ini pun berjalan kurang lebih 4 minggu.
Fase menstruasi : merupakan fase pertama di dalam siklus menstruasi. Fase ini ditandai dengan meluruhnya darah selama 3 hingga 7 hari di rahim. Kondisi ini menyebabkan dinding uterus yang mengalami penebalan pada fase-fase sebelumnya untuk mempersiapkan terjadinya kehamilan, tidak lagi diperlukan oleh tubuh.
Fase folikular : Fase ini terjadi ketika kelenjar hipotalamus di otak mengeluarkan GnRH untuk merangsang kelenjar pituitari atau hipofisis sehingga mengeluarkan FSH. FSH akan merangsang indung telur atau ovarium untuk membentuk folikel yang berisi sel telur yang belum matang. Folikel akan terus berkembang selama sekitar 16 hari bersamaan dengan perkembangan sel telur. Folikel yang sedang mengalami pematangan akan mengeluarkan hormon estrogen yang mulai merangsang penebalan dinding rahim.
Fase ovulasi : merupakan pelepasan sel telur yang sudah matang ke saluran indung Sel telur yang akan keluar dari ovarium pada saat kadar LH di dalam tubuh mencapai puncaknya. Sel telur yang keluar dari ovarium akan berjalan menuju rahim untuk siap dibuahi oleh sperma. Jika tidak dibuahi, sel telur akan melebur 24 jam setelah terjadinya ovulasi. Pada wanita yang memiliki siklus menstruasi selama 28 hari, umumnya ovulasi terjadi pada hari ke 14. Pada masa ini, vagina akan mengeluarkan lendir serviks.
Fase luteal : Fase ini terjadi ketika folikel yang sudah mengeluarkan sel telur yang sudah matang berubah menjadi jaringan yang dinamakan korpus luteum. Korpus luteum akan mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron untuk menjaga agar dinding uterus atau rahim tetap tebal, sehingga uterus tetap siap menampung sel telur jika sudah dibuahi. Jika terjadi kehamilan, tubuh wanita akan mengeluarkan hormon HCG (Human Chorionic Gonadotropin) untuk menjaga agar korpus luteum tetap ada di dalam ovarium sehingga dinding uterus tidak meluruh. Akan tetapi jika tidak terjadi kehamilan, korpus luteum akan meluruh sehingga kadar hormon estrogen dan progesteron dalam darah juga akan menurun. Penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron akan menyebabkan dinding uterus mengalami peluruhan dan terjadi menstruasi. Fase luteal umumnya terjadi sekitar 11-17 hari dengan rata-rata lamanya adalah 14 hari.
Fertilisasi (Pembuahan):
Proses peleburan satu sel sperma dengan satu sel ovum yang matang pada tuba fallopi/oviduk. Terjadi setelah ovulasi dimana ovum dilepas dari ovarium menuju oviduk dan jutaan sperma masuk melalui vagina menuju uterus dan masuk ke tuba fallopi. Dari jutaan tersebut, kebanyakan akan dihancurkan mukosa uterus dan hanya satu yang tersisa dapat menembus ovum dan melakukan pembuahan. Setelah terjadi pembuahan, membran ovum mengeras untuk mencegah sperma lain masuk. Setelah pembuahan terbentuklah zigot:
Zigot membelah secara mitosis menjadi 2 sel, 4 sel, dst.
Lapisan dinding uterus menebal untuk menerima zigot.
Kontraksi otot dan gerakan silia dalam tuba fallopi mendorong zigot yang berkembang menuju uterus.
Zigot menempel pada dinding uterus dan mulai membentuk tali pusat dan plasenta untuk menghubungkan dirinya dengan jaringan tubuh ibunya. Melalui tali pusat dan plasenta, zigot menerima oksigen dan zat makanan dari ibunya dan mengeluarkan zat sisa metabolisme menuju tubuh ibunya.
Zigot yang terus membelah berkembang menjadi embrio yang mulai dikelilingi cairan amnion yang melindungi tubuhnya.
Embrio terus berkembang dan sel-selnya berdiferensiasi (mengambil fungsi masing-masing). Pada minggu keempat tampak mata, tangan, dan kaki.
Pada minggu keenam terbentuk tangan, kaki, jari, serta berkembangnya mata, otak, telinga, dan jantung.
Setelah 8 minggu, embrio telah berkembang sempurna seperti manusia lengkap dengan organ tubuhnya sehingga disebut fetus/janin.
Setelah sekitar 9 bulan 10 hari janin siap dilahirkan.
Kehamilan (Gestasi)
Kehamilan berlangsung sekitar 40 minggu atau 280 hari sejak hari pertama menstruasi terakhir. Kehamilan dibagi menjadi 3 fase yang disebut trimester.
Trimester Pertama (Minggu 0 - 12)
Periode Germinal (Minggu 0 - 3)
Pembuahan sel telur oleh sperma dan menempelnya telur yang sudah dibuahi pada dinding uterus (endometrium) dan membentuk blastosis. Terjadi pada minggu ke-2 dari hari pertama menstruasi terakhir
Periode Embrio (Minggu 3 - 8)
Zigot membentuk saraf pusat, organ-organ utama, dan struktur anatominya berbentuk embrio (1,3 cm).
Periode Fetus (Minggu 9 - 12)
Organ-organ penting terus bertumbuh dan berkembang dan aktivitas otak sudah berjalan sangat tinggi.
Trimester Kedua (Minggu 12 - 24)
Peningkatan perkembangan tubuh janin. Pada minggu ke-18 dilakukan pemeriksaan USG untuk mengecek kesempurnaan janin dan kemungkinan adanya bayi kembar. Pada minggu ke 20-21 terbentuk kuku, kulit, dan rambut. Di akhir trimester ini, bayi sudah dapat melihat dan mendengar dengan wujud bayi berukuran 30 cm.
Trimester Ketiga (Minggu 24 - 40)
Semua organ telah terbentuk sempurna dan janin menunjukkan aktivitas motorik terkoordinasi seperti menendang dan sudah dapat tidur dan bangun. Pada bulan ke-9 janin mengambil posisi kepala di bawah, siap untuk dilahirkan. Berat bayi sekitar 3 - 3.5 Kg dan panjangnya sekitar 50 cm.
Kelahiran
Hormon yang berperan adalah relaksin, estrogen, prostaglandin, dan oksitosin (merangsang kontradiksi dinding rahim). Membran embrio yaitu amnion, khorion, dan alantois akan berkembang menjadi tali pusat. Semakin tua usia kehamilan, jumlah estrogen dalam darah semakin banyak, sedangkan progesterone semakin sedikit. Keadaan ini memicu kontraksi uterus. Hormon lain yang membantu kontraksi uterus pada saat persalinan/proses kelahiran adalah hormon oksitosin. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis. Pada proses kehamilan, progesteron merangsang pertumbuhan kelenjar susu adalah hormon prolaktin yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis. Setelah proses kelahiran, seorang ibu juga harus merawat bayinya secara sehat, antara lain dengan memberi ASI dan makanan yang bergizi. Bayi harus segera menyusui ibunya setelah melahirkan, memberikan ASI yang pertama keluar (kolostrum) pada bayi yang mengandung zat kekebalan tubuh pada ibu. Memberikan ASI eksklusif paling tidak selama 4 bulan (dianjurkan 6 bulan), kemudian baru memberikan makanan tambahan yang mengandung gizi yang baik dan sesuai dengan umur bayi.
Kelainan dan Penyakit Sistem Reproduksi
Sifilis (Raja Singa)
Disebabkan bakteri, gejalanya berupa luka pada alat kelamin, rektum, lidah, bibir, bercak di seluruh tubuh, nyeri dan ruam, serta pembengkakan getah bening pada paha.
Gonores (Kencing Nanah)
Disebabkan bakteri Neisseria gonorrhoeae, gejalanya berupa keluarnya nanah dari penis dan rasa perih saat buang air kecil. Bila tidak ditangani, gejala dapat hilang namun bakteri dapat menyerang otak dan mengakibatkan kebutaan dan gila sehingga harus segera ditangani.
Herpes Genitalis
Disebabkan virus Herpes simpleks, gejalanya berupa luka terbuka atau lepuhan berair pada alat kelamin dan rasa gatal atau sakit.
Kutil Kelamin
Disebabkan human papillomavirus (HPV), gejalanya berupa kutil di sekitar kemaluan. Pada wanita dapat menyerang kulit daerah kelamin sampai dubur, selaput lendir dalam vagina dan bahkan leher rahim.
Endometriosis
Penebalan dinding lapisan rahim (endometrium) diluar rahim. Penebalan dapat terjadi pada indung telur, usus, tuba falopi (saluran telur), vagina, atau di rektum (bagian akhir usus terhubung ke anus).
Kanker Rahim dan Kista
Kemandulan
Gangguan Menstruasi
Klamidia
Infeksi yang menyebabkan rusaknya saluran telur dan kemandulan, peradangan saluran kencing, robeknya saluran ketuban, dan kelahiran prematur.
Trikomoniasis
Disebabkan protozoa parasit Trichomonas vaginalis, gejalanya berupa cairan vagina yang encer, kekuningan dan kehijauan, pembengkakan vulva, dan nyeri pada saat kencing.
Kandidiasis Vagina
Keputihan vagina oleh jamur Candida albicans, gejalanya berupa tumbuhnya jamur baik pada kulit maupun pada bagian dalam vagina. Jamur berupa keputihan menggumpal yang gatal, panas, dan kemerahan pada daerah kelamin pada wanita.
HIV/AIDS
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) berupa menurunnya sistem kekebalan tubuh akibat virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). Akibatnya, orang menjadi sangat rentan terhadap segala jenis penyakit dan kuman. Kuman yang tidak menimbulkan penyakit pada orang biasa dapat menjadi berbahaya bagi orang yang mengidap AIDS
Rangkuman Hormon-Hormon Reproduksi
Komentar
Posting Komentar